Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik EBT PLN di Tahun 2023

Jakarta, ruangenergi.com – PT PLN (Persero) merencanakan pengembangan pembangkit listrik berbasiskan energi terbarukan (EBT) di tahun 2023. Pengembangan pembangkit tersebut, terbagi atas 3 tahapan.

Pada tahun 2023 ini direncanakan beroperasinya pembangkit EBT antara lain; Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan-1 berkapasitas 43 MW, dilanjutkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Sokoria berkapasitas 3 MW dan pembangkit EBT lainnya.

Selain itu Pembangkit EBT yang masuk dalam tahap konstruksi mencapai ± 2,6 GW yang terdiri dari antara lain dari pembangkit Hidro ± 2,1 GW, Solar/Wind ± 0,2 GW, dan Panas bumi ± 0,3 GW.

“Dalam fase pengadaan, direncanakan terdapat ± 50 proyek yang akan masuk tahap lelang yang akan dilakukan secara bertahap dengan kapasitas mencapai 1,5 GW, yang terdiri dari proyek pembangkit Hidro ± 0,8 GW, Solar/wind ± 0,6 GW, dan Bioenergi ± 0,1 GW,” kata Direktur Mega Proyek dan EBT PLN Dwi Wiluyo Kusdwiharto kepada ruangenergi.com,Rabu (04/01/2023) di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com, PLN bersama Pemerintah telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sampai dengan tahun 2030 sebagai RUPTL paling hijau sepanjang sejarah Indonesia. Dalam RUPTL tersebut terdapat 50,6 persen pembangunan pembangkit yang berbasis pada Energi Baru Terbarukan (EBT).

Sesuai RUPTL ini, PLN menghinisiasi penghapusan 13 GW PLTU dari perencanaan dan menambah kapasitas EBT hingga 20,9 GW tanpa menambah PLTU baru. Langkah ini berpotensi menurunkan 1,8 miliar ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.

Dalam upaya mempercepat pengurangan emisi, PLN menggantikan 1,8 GW PLTU dengan EBT baseload dan menggantikan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas. Upaya ini berpotensi menurunkan emisi 2,4 juta ton CO2. Ditambah lagi, PLN melakukan kesepakatan bersama untuk membatalkan 1,3 GW PLTU yang sudah dalam pipeline untuk mengurangi 175 juta ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.
Emisi di sektor kelistrikan nasional setiap tahun mencapai 244 juta ton CO2 dan akan terus meningkat melebihi 1 miliar ton sampai 2060. Upaya PLN mengumumkan peta jalan pengurangan emisi hingga nol pada tahun 2060 atau Net Zero Emission (NZE) diapresiasi berbagai pihak.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai dalam mencapai target Carbon Neutral di 2060 perlu langkah cepat dan masif yang dilakukan PLN. Dalam menjalankan proyek energi bersih tersebut PLN sebagai perusahaan global juga perlu memenuhi standar sosial dan lingkungan berkelanjutan yang sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDG’s).
“Kami menggandeng WWF untuk bisa mengembangkan standar lingkungan dan sosial untuk proyek infrastruktur energi terbarukan, yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan,” ujar Darmawan,pada 5 April 2022 lalu.

Darmawan menjelaskan PLN menargetkan pengembangan 20,9 GW pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti tenaga air, bayu, surya, dan panas bumi. Walaupun merupakan energi bersih, dalam penyiapan dan pembangunannya, pembangkit tersebut dapat berpotensi berdampak pada keanekaragaman hayati (termasuk satwa dilindungi) dan sosial-ekonomi-budaya kepada masyarakat setempat.
“Adanya kerja sama ini, dapat memperkuat sistem manajemen dan kebijakan pada perlindungan lingkungan sosial di PLN sehingga dampak terhadap lingkungan dan sosial dapat dihindari, diminimalisir, dan dimitigasi,” jelas Darmawan

Dalam mewujudkan target carbon neutral, Darmawan mengatakan PLN sudah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau. Dalam RUPTL Hijau ini, porsi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan pada 2030 ditargetkan mencapai 29 gigawatt (GW). Untuk mencapai target tersebut, PLN bakal menambah pembangkit EBT baru hingga 20,9 GW. Khususnya, PLN juga akan mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit hijau.

Ia juga menambahkan, tahun ini PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan sebesar 228 MW. Ia merinci, akan ada PLTP yang beroperasi sebesar 45 MW. Sedangkan PLTA dan PLTM akan bertambah 178 MW dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5 MW.

Darmawan berharap melalui kerja sama ini, pembangunan pembangkit energi terbarukan di PLN akan berjalan optimal sesuai target RUPTL, dan di saat yang sama tetap menjaga kelestarian lingkungan serta menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Adanya perangkat dan sistem perlindungan lingkungan dan sosial (safeguard) yang kredibel di mata internasional juga akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga dapat menarik pembiayaan, khususnya investasi hijau, untuk mengakselerasi pengembangan energi baru terbarukan,” ujar Darmawan.

Source. Ini Ya, Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik EBT PLN di Tahun 2023 » Berita energi & Minerba Hari Ini - RuangEnergi.com